TUGAS KELOMPOK 6
KURIKULUM DEFERENSIASI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pendidikan KompensatorisAnak CIBI
Dosen :
MIRNA
WATI, M.Pd
Penyusun:
1. KAHARIAH (1610127720036)
2. LULUK
MAIJUN IDAWATI (1610127720039)
3. MAYASARI (1610127720046)
4. RAMENA DANIYATI ( 1610127720065)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KHUSUS
JURUSAN
ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2018
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini yang berjudul “Kurikulum Deferensiasi” dengan baik. Shalawat serta salam kami panjatkan kepada Nabi besar Muhammad SAW kepada
keluarganya, sahabatnya dan kepada kita semua selaku umat-Nya.
Kurikulum
sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam
seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di
dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam
penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa memahami konsep dasar dari
kurikulum
.Kami mengharapkan tugas makalah ini dapat bermanfaat untuk
kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, kami mengharapakan kritik dan saran yang bersifat konstruktiv dalam
perbaikan dikemudian hari.
Kotabaru, November 2018
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... …………………..
DAFTAR ISI.................................................................................................. ………………….
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang........................................................................................... ………………….
B.
RumusanMasalah....................................................................................... ………………….
C.
Tujuan......................................................................................................... ………………….
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum Berdiferensiasi
…………………..……………………………………
A.
Apa hakekat Pembelajaran Berdiferensiasi …………………………………………………
B.
Karakteristik Umum Kurikulum
Berdiferensiasi …………………………………………………………….
C.
Prinsip-Prinsip Pengajaran Berdiferensiasi ………………….………………………………
D.
Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi……………………………………………………….
E.
Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan dalam
Penyelenggaraan Pembelajaran Berdiferensiasi
(Differentiation Instruction )………………………………………………..
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................................. …………………...
B.
Saran........................................................................................................... ……………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Sistem layanan pendidikan bagi semua anak didik mengacu pada system pendidikan
anak normal, yang artinya semua anak mendapat perlakuan yang sama sehingga
tujuan pembelajaran seringkali tidak tercapai karena tidak memperhatikan
heterogenitas potensi anak didik. Anak- anak yang memiliki tingkat kecerdasan
di bawah normal apalagi yang memiliki keterbatasan fisik seringkali tertinggal
mengikuti pelajaran
Begitu juga halnya dengan anak- anak
yang memiliki tingkat inteligensi di atas normal ataupun anak yang memiliki
bakat khusus, mereka mendapatkan perlakuan seperti anak - anak normal.
Akibatnya mereka akan merasa jenuh, sehingga sering berprestasi di bawah
potensinya (under achiever).
Sebagai respon terhadap kelemahan
model pembelajaran masa klasikal ini, maka pembelajaran berdiferensiasi dapat
menjadi solusinya. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai kurikulum
berdiferensiasi untuk anak berbakat agar pembaca mengetahui kurikulum yang
tepat untuk peserta didik khususnya anak berbakat.
B.RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Kurikulum
Berdiferensiasi ?
2.
Apa hakekat Pembelajaran Berdiferensiasi ?
3.
Apa karakteristik Umum Kurikulum
Berdiferensiasi ?
4. Apa Prinsip-Prinsip Pengajaran
Berdiferensiasi ?
5.
Apa Strategi
Pembelajaran Berdiferensiasi ?
6.Apa
Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Penyelenggaraan Pembelajaran Berdiferensiasi (Differentiation
Instruction ) ?
C.
TUJUAN MASALAH
Dari
rumusan masalah di atas,maka tujuan masalahnya adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui pengertian kurikulum deferensiasi
2.
Untuk mengetahui hakekat pembelajaran berdeferensiasi
3.
Untuk mengetahui karakteristik umum kurikulum berdiferensiasi
4.
Untuk mengetahui prinsip- prinsip pengajaran berdeferensiasi
5.
Untuk mengetahui Strategi pembelajaran berdeferensiasi
6.
Untuk Mengetahui Faktor-Faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Penyelenggaraan Pembelajaran Berdiferensiasi (Differentiation
Instruction )
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kurikulum Berdiferensiasi
Istilah diferensiasi dalam pengertian kurikulum menunjuk pada kurikulum yang
tidak berlaku umum, melainkan dirancang khusus untuk kebutuhan tumbuh kembang
bakat tertentu. Kurikulum berdiferensiasi (differ-rentiation instruction)
adalah kurikulum pembelajaran yang memperhatikan perbedaan-perbedaan individual
anak. Walaupun model pengajaran ini memperhatikan atau berorientasi pada
perbedaan-perbedaan individual anak, namun tidak berarti pengajaran harus berdasarkan
prinsip satu orang guru dengan satu orang murid. Berbeda dengan kurikulum
reguler yang berlaku bagi semua siswa, kurikulum berdiferensiasi bertujuan
untuk menampung pendidikan berbagai kelompok belajar, termasuk kelompok siswa
berbakat. Melalui program khusus, siswa berbakat akan memperoleh pengayaan dari
materi pelajaran, proses belajar dan produk belajar.
B.
Hakekat Pembelajaran Berdiferensiasi
Penanganan anak-anak berbakat atau cerdas dengan program pengayaan dan
percepatan penuh banyak memiliki kelemahan-ke-lemahan yang merugikan anak itu
sendiri, maka telah dikembangkan kurikulum alternative yaitu berdiferensiasi
(differentiated instruction ). Pendekatan ini menghendaki agar kebutuhan siswa
berbakat dilayani di dalam kelas regular. Program ini menawarkan serangkaian
pilihan belajar pada siswa berbakat dengan tujuan menggali dan mengarahkan
peng-ajaran pada tingkat kesiapan, minat, dan profil belajar yang berbeda-beda.
Kurikulum berdiferensiasi sangat
penting ditekankan untuk anak berbakat. Kurikulum ini memiliki tiga level
kurikulum yaitu:
1.
Prescribed
Curriculum and Instruction
Level pertama, prescribed curriculum and instruction
adalah kurikulum yang dikembangkan oleh standard lokal dan tidak
menyediakan kesempatan untuk strategi belajar yang cocok untuk siswa berbakat.
2.
Teacher-Differentiated
Curriculum
Pada level kedua, teacher-differentiated curriculum,
guru memodifikasi kurikulum yang telah ada menjadi kurikulum yang menarik dan
menantang untuk siswa berbakat. Disini, murid tidak hanya dipandang sebagai
seorang ‘murid’ saja, tetapi murid adalah pembelajar aktif.
3.
Learner-Differentiated
Curriculum.
Level ketiga, learner-differentiated curriculum,
adalah level tertinggi dimana murid berbakat dianggap sebagai “producers of
knowledge”, bukan hanya “consumers of knowledge”. Level ini
mendukung perkembangan self-discovery, self-esteem, kreativitas, dan otonomi.
Selain perkembangan kognitif, pada level ini jug mengembangkan faktor sosial
dan emosional murid. (George Betts, 2004:190-191)
Dalam kurikulum berdiferensiasi ini,
guru menggunakan beberapa kegiatan, yaitu:
a.
Beragam cara
agar siswa dapat mengeksplorasi kurikulum.
Dalam kaitan dengan pem-belajaran
berdiferensiasi, maka para siswa memiliki kebebasan yang luas untuk mengeksplor
kurikulum yang dibutuhkan dan sesuai dengan perkembangan fisik dan mentalnya.
Mereka akan memilih dan memilah kurikulum (muatan lokal) yang sesuai dengan
kondisinya.
b.
Beragam
kegiatan atau proses yang masuk akal sehingga siswa dapat mengerti dan memiliki
informasi dan ide.
Proses belajar mengajar harus dapat
mengembangkan cara belajar siswa untuk mendapatkan, menge-lola, menggunakan dan
meng-komunikasikan informasi yang di-perlukan. Siswa harus terlibat secara
aktif dalam proses tersebut baik secara individual ataupun kelompok. Keaktifan
itu dapat terlihat dari (Suryosubroto, 1996:72) : (1) berbuat sesuatu untuk
memahami materi pelajaran dengan penuh keyakinan; (2) mempelajari, memahami,
dan
menemukan sendiri bagaimana memperoleh situasi
pengetahuan; (3) merasakan sendiri bagaimana tugas-tugas yang diberikan oleh
guru kepadanya; (4) belajar dalam kelompok; (5) mencob akan sendiri
konsep-konsep tertentu; (6) meng-komunikasikan hasil pikiran, pe-nemuan dan
penghayatan nilai-nilai secara lisan atau penampilan.
c.
Beragam
pilihan dimana siswa dapat mendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari.
Proses pembelajaran ber-diferensiasi
harus memberikan ruang yang luas kepada anak didik untuk mendemostrasikan apa-
apa yang telah mereka pelajari. Hal ini sangat bermanfaat untuk: Pertama, anak
didik belajar menyampaikan atau mengkomunikasikan temuan dan informasi yang
dimilikinya; Kedua, anak didik belajar mengapresiasi kar-ya atau infomasi yang
disampaikan orang lain (teman); Ketiga, anak didik belajar untuk mendapat
masukan, kritikan dan sanggahan terhadap penemuan atau informasi yang
disampikan kepada orang lain. (Tomlison, 1995)
C.
Karakteristik Umum Kurikulum
Berdiferensiasi
Pengajaran berdiferensiasi
memiliki 4 (empat) karakteristik umum, yaitu:
a. Pengajaran berfokus pada konsep dan prinsip
pokok materi pelajaran.
Dalam proses pembelajaran
berdiferensiasi, pengajaran harus berfokus pada konsep atau pokok materi
pelajaran sehingga semua siswa dapat mengeksplorasi konsep-konsep pokok bahan
ajar. Siswa yang agak lambat (struggling learners) bisa memahami dan
menggunakan ide- ide dari konsep-konsep yang diajarkan. Sedangkan bagi para
siswa berbakat memperluas pemahaman dan aplikasi konsep pokok tersebut.
b.
Evaluasi
kesiapan dan perkembangan belajar siswa diakomodasi ke dalam kurikulum.
Kesiapan dan perkembangan belajar
siswa harus dievaluasi untuk dijadikan sebagai dasar keputusan penentuan materi
serta strategi pembelajaran yang akan diterapkan. Kapasitas belajar seseorang
berbeda dengan orang lain. Oleh karena itu, tidak semua siswa memerlukan satu
kegiatan atau bagian tertentu dari proses pembelajaran secara sama. Guru perlu
terus menerus mengevaluasi kesiapan dan minat siswa dengan memberikan dukungan
bila siswa membutuhkan interaksi dan bimbingan tambahan, serta memperluas
eksplorasi siswa terutama bagi mereka yang sudah siap untuk mendapatkan
pengalaman belajar yang lebih menantang.
c.
Ada
pengelompokan siswa secara fleksibel.
Dalam pengajaran berdiferen-siasi,
siswa berbakat sering belajar dengan banyak pola, seperti belajar
sendiri-sendiri, belajar berpasangan maupun belajar dalam kelompok. Oleh karena
itu, pada saat-saat tertentu siswa dapat diberi kebebas-an untuk memilih materi
pelajaran dengan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan mereka
masing-masing. Strategi ini memungkinkan siswa untuk belajar lebih cepat bagi
mereka yang mampu,
sedangkan bagi mereka yang kurang, akan belajar sesuai
dengan batas kemampuannya. Contoh untuk strategi belajar-mengajar berdasarkan
kecepatan siswa adalah pengajaran modul.
d.
Siswa
menjadi penjelajah aktif (active explorer).
Prinsip belajar yang relevan adalah
belajar bagaimana belajar (learning how to learn ). Artinya, dikelas target
pembelajaran bukan sekadar penguasaan materi, melainkan siswa harus belajar
juga bagaimana belajar (secara mandiri) untuk hal-hal lain. Ini bisa terjadi
apabila dalam kegiatan pembelajaran siswa telah di biasakan untuk berpikir mandiri,
berani berpendapat, dan berani bereksperimen, sehingga siswa tidak merasa
terkekang dan potensi kreativitasnya dapat tumbuh dengan sempurna. Tugas guru
adalah membimbing eksplorasi tersebut, karena beragam kegiatan dapat terjadi
secara simultan di dalam kelas, guru akan berperan sebagai pembimbing dan
fasilitator, dan bukannya sebagai dispenser informasi. (Mukti dan Sayekti,
2003:37)
D.
Prinsip-Prinsip Pengajaran
Berdiferensiasi
a.
Prinsip
Individualitas
Perbedaan individual merupa-kan
salah satu masalah utama dalam proses belajar-mengajar. Ketidakmampuan guru
melihat perbedaan-perbedaan individual anak dalam kelas yang dihadapi akan
menyebabkan kegagalan dalam memelihara dan membina interaksi edukatif secara
efektif (Suryosubroto, 1997: 84).
Pengajaran individual bukanlah
semata-mata pengajaran yang hanya ditujukan kepada seorang raja, melainkan
dapat saja ditujukan kepada sekelompok siswa atau kelas, namun dengan mengakui
dan melayani perbedaan-perbedaan siswa sehingga pengajaran itu memungkinkan
berkembangnya potensi masing-masing siswa secara optimal.
b.
Prinsip
Belajar Tuntas
Belajar tuntas (mastery learning)
adalah suatu proses pembelajaran yang mengakui bahwa semua anak memiliki
kemampuan yang sama dan bisa belajar apa saja, hanya waktu yang diperlukan
untuk mencapai kemampuan tertentu berbeda. Siswa tidak diperkenankan
mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan
prosedur yang benar, dan hasil yang baik.
c.
Prinsip
Motivasi
Motif adalah daya dalam diri
seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi adalah
suatu proses untuk menggiatkan motif-motif men-jadi perbuatan atau tingkah laku
untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Guru memiliki peran yang besar
untuk menumbuhkan motivasi eksternal, diantaranya: Pertama, menggunakan cara
atau metode dan media mengajar yang bervariasi; Kedua , memilih bahan yang
menarik minat dan dibutuhkan siswa; Ketiga, memberikan sasaran antara; Keempat
, memberikan kesempatan sukses; Kelima, menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan; dan Keenam, menciptakan persaingan yang sehat.
d.
Prinsip
Latar/Konteks
Latar atau konteks mengan-dung arti
bahwa pembelajaran harus dikaitkan dengan situasi dunia nyata siswa, sehingga
mendorong siswa membuat hubungan antara penge-tahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai individu maupun anggota keluarga,
masyarakat, dan bangsa. Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih
bermakna bagi siswa.
e.
Prinsip
Minat dan Kebutuhan Siswa
Minat merupakan suatu sifat yang
relatif menetap pada diri seseorang, sedangkan kebutuhan adalah sesuatu yang
dibutuhkan oleh seseorang. Oleh karena itu, minat dan kebutuhan merupakan utama
yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa. Dengan demikian dalam ran gka
meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar, maka materi pembelajaran dan cara
penyampaiannya pun harus disesuaikan dengan minat dan kebutuhan tersebut.
f.
Prinsip Penilaian
(Assessment)
Penilaian (assessment) dibagi
menjadi dua katagori yaitu: Pertama, informal assessment , biasanya di-lakukan
oleh guru melalui observasi berbagai keterampilan, dan mempelajari laporan,
maupun melalui tes yang dibuat guru untuk mengetahui tingkat penguasaan
pelajaran yang telah diajarkan; Kedua, formal assessment yaitu penilaian lewat
tes standar seperti tes hasil belajar, tes inteligensi, wawancara dengan orang
tua, tes bahasa, kepribadian, kreatif, kemampuan fisik, minat dan sebagainya.
g.
Prinsip
Terpadu
Artinya penyelenggaraan
pem-belajaran anak berbakat dikembangkan dan dilaksanakan di sekolah biasa.
Anak dengan berbagai perbedaan belajar di ruang kelas yang sama.
E.
Strategi Pembelajaran
Berdiferensiasi
Dalam mendiferensiasikan pengajaran,
guru bisa melakukan modifikasi terhadap lima unsur kegiatan belajar, yaitu
materi pelajaran, proses, produk, lingkungan dan evaluasi (Howard, 1999, W
einbrenner, 2001 dalam Mukti dan Sayekti, 2003).
a.
Materi
pelajaran
Materi pelajaran dapat dimodifikasi
melalui berbagai kegiatan pembelajaran, yaitu:
1.
Pemadatan
materi pelajaran
2.
Studi
intradisipliner
3.
Kajian
mendalam
b.
Proses
Banyak kegiatan yang bisa dilakukan
oleh guru untuk memodifikasi proses pengajaran dan pembelajaran, antara lain
dengan
1.
Mengembangkan kecakapan berpikir.
2.
Hubungan
dalam dan lintas disiplin
3.
Studi
mandiri
c.
Produk
Dalam memodifikasi produk, guru
dapat mendorong siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah dipelajari atau
dikerjakan ke dalam beragam format yang mencerminkan pengetahuan maupun
kemampuan untuk memanipulasi ide. Misalnya daripada meminta siswa untuk
menambah jumlah halaman laporan dari suatu bab, guru bisa meminta siswa untuk
mensintesis pengetahuan yang telah diperoleh.
d.
Lingkungan
Belajar
Lingkungan dan individu terjalin
proses interaksi yang saling mempengaruhi satu sama lainnya. Individu
seringkali terbentuk oleh lingkungan, begitu juga sebaliknya lingkungan
dibentuk oleh individu (manusia). Pendayagunaan lingkungan sekitar dalam proses
pembelajaran dapat dilaksanakan dengan berbagai cara, yakni dengan cara membawa
lingkungan ke dalam kelas, atau membawa siswa ke masyarakat.
e.
Evaluasi
Memodifikasi evaluasi berarti
menentukan suatu metode untuk mendokumentasikan penguasaan materi pelajaran
pada siswa berbakat. Guru harus memastikan bahwa siswa berbakat memiliki
kesempatan untuk mendemonstrasikan penguasaan materi pelajaran sebelumnya
ketika akan mengajarkan pokok bahasan, topik atau unit baru mata pelajaran.
F.
Faktor-Faktor yang Perlu
Diper-hatikan dalam Penyelenggaraan Pembelajaran Berdiferensiasi
(Differentiation Instruction )
1.
Perpustakaan
Perpustakaan memberi kemungkinan
setiap anak dapat belajar secara individual. Dalam program belajar bebas
(independent study) atau aktivitas program pengayaan bagi anak cepat
perpustakaan merupakan tempat dan fasilitas penting. Tanpa ada perpustakaan
yang memadai maka sangat sulit untuk dapat melaksanakan program independent
study atau pengayaan itu. Secara ideal perpustakaan yang baik adalah yang
memiliki jumlah buku dengan ratio satu orang 10 buah buku.
2.
Penyediaan
alat pengajaran
ü Laboratorium
atau workshop yang memadai.
ü Jadwal
pelajaran yang fleksibel, yang memungkinkan beberapa murid tingkat II misalnya
meng-ikuti pelajaran tingkat III dalam mata pelajaran tertentu.
ü Pengembangan program inde -pendent
study.
ü Pengembangan program pe -nyuluhan
dan bimbingan.
ü Pengembangan
team teaching.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pembelajaran berdiferensiasi
(differentiation i instruction) adalah pembelajaran yang memperhatikan
perbedaan-perbedaan individual anak. Dalam pengajaran berdiferensiasi
ini, guru menggunakan beberapa kegiatan, yaitu: (a) beragam cara agar siswa
dapat mengeksplorasi kurikulum; (b) beragam kegiatan atau proses yang masuk
akal sehingga siswa dapat mengerti dan memilik informasi dan ide; (c) beragam
pilihan dimana siswa dapat mendemonstrasikan apa yang telah mereka pelajari.
Kurikulum
berdiferensiasi memiliki 4 (empat) karakteristik umum, yaitu:
(a) pengajaran berfokus pada konsep dan prinsip
pokok materi pelajaran;
(b) evaluasi kesiapan dan perkembangan belajar
siswa diakomodasi ke dalam kuri- kulum;
(c) ada pengelompokan siswa secara fleksibel;
(d) siswa menjadi penjelajah aktif (active
explorer).
Adapun
prinsip-prinsip kurikulum berdiferensiasi, meliputi
(a) prinsip individualitas;
(b) prinsip belajar tuntas;
(c) prinsip motivasi;
(d) prinsip latar/konteks;
(e) prinsip minat dan kebutuhan siswa;
(f) prinsip penilaian (assessment);
(g) prinsip terpadu.
Dalam mendiferensiasikan pengajaran,
guru bisa melakukan modifikasi terhadap lima unsure kegiatan belajar, yaitu
materi pelajaran, proses, produk, lingkungan dan evaluasi. Sedangkan
faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
penyelenggaraan pembelajaran berdiferensiasi
(differentiation instruction) meliputi perpustakaan dan penyediaan alat
pengajaran yang terdiri atas laboratorium atau workshop yang memadai, jadwal
pelajaran yang fleksibel, pengembangan program independent study, pengembangan
program penyuluhan dan bimbingan, dan pengembangan team teaching.
DAFTAR
PUSTAKA
Betts, George (2004) “Fostering
Autonomous Learners Through Levels of Differentiation,” Roeper Review
vol.24: 190-191.
Mukti, Abdul dan Sayekti, Adjie,
(2003), Gerbang; Majalah Pendidikan, 4, 36 -38.
Suryosubroto, B., (1997), Proses
Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta.
Tomlinson,
C. A., (1995), Differen-tiating Instruction for Advanced Learners in the Mixed
Ability Middle School Classroom. ERIC Claring house on Disabilities and Gifted
Education. [Article published online]. Retrieved December 7, 2001 from the
http://www.ericec.org/digests/e
536.html
Komentar
Posting Komentar