OBSERVASI ANAK ADHD
LAPORAN HASIL OBSERVASI
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
(HIPERAKTIF)
Mata
Kuliah : Kompensatoris anak hiperaktif
Dosen
: Septi Ariyanti, M.Pd
Penyusun:
KAHARIAH (1610127720036)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2018
Kata
Pengantar
Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas segala rahmat dan hidayah-nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Walau pun
dalam penyelesaiannya banyak
sekali mendapat hambatan –
hambatan, namun pada akhirnya semua hambatan
tersebut dapat teratasi.
Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kompensatoris Anak Hiperaktif Tujuan penyusunan
makalah ini adalah untuk
mengenali dan memahami anak
berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan tingkah laku ( hiperaktif),
Kami menyadari, bahwa
dengan keterbatasan ilmu pengetahuan dan kemampuan kami dalam penyusunan
makalah ini, dirasakan masih jauh dari
sempurna, maka untuk itu kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat membangun demi perbaikan penulisan makalah ini.
Mudah-mudahan segala amal
baik yang telah diberikan kepada kami
mendapat balasan yang setimpal dari ALLAH SWT. Harapan kami mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.
Kotabaru,
November 2018
Penyusun
Daftar isi
Kata
pengantar
Daftar
isi
BAB
I pendahuluan
A.Latar
belakang………………………………………………………………………………
B.
Rumusan Masalah………………………………………………………………………….
C.
Tujuan……………………………………………………………………………………….
BAB
II Kajian Teori
BAB
III Pembahasan
A.
Fropil Sekolah……………………………………………………………………………….
B.
Identitas Siswa……………………………………………………………………………….
C.Pelaksanaan
Observasi……………………………………………………………………….
1. Tempat Observasi…………………………………………………………………….
2. Waktu
Observasi……………………………………………………………………..
3.Hasil
Observasi………………………………………………………………………..
BAB
IV Penutup
A.
Kesimpulan…………………………………………………………………………………..
B.
Saran…………………………………………………………………………………………
DAFTAR
PUSTAKA
BAB
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perilaku
siswa-siswi usia sekolah saat ini beragam, salah satu perilakunya adalah
anak-anak yang sangat sulit di atur, tidak bisa diam dan seolah-olah tidak
memperhatikan pelajaran di kelas. Anak-anak tersebut biasanya mengalami
gangguan dalam perkembangannya yaitu gangguan hiperkinetik yang secara luas di
masyarakat disebut sebagai anak hiperaktif.
Anak hiperaktif adalah anak yang
mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktivitas (GPPH) atau attention
deficit and hyperactivity disorder (ADHD). Kondisi ini juga disebut sebagai
gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini sering disebut minimal brain
dysfunction syndrome.
Gangguan hiperkinetik adalah gangguan pada anak yang timbul pada masa
perkembangan dini (sebelum berusia 7 tahun) dengan ciri utama tidak mampu
memusatkan perhatian, hiperaktif dan impulsif. Ciri perilaku ini mewarnai
berbagai situasi dan dapat berlanjut hingga dewasa. Dr. Seto Mulyadi dalam
bukunya “Mengatasi
Problem Anak Sehari-hari“
mengatakan pengertian istilah anak hiperaktif adalah : Hiperaktif menunjukkan
adanya suatu pola perilaku yang menetap pada seorang anak. Perilaku ini
ditandai dengan sikap tidak mau diam, tidak bisa berkonsentrasi dan bertindak
sekehendak hatinya atau impulsif. ADHD adalah sebuah kondisi yang amat
kompleks; gejalanya berbeda-beda.
Anak
hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan
hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD).
Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini
sering disebut minimal brain dysfunction syndrome. Terhadap kondisi siswa yang
demikian, biasanya para guru sangat susah mengatur dan mendidiknya. Di samping
karena keadaan dirinya yang sangat sulit untuk tenang, juga karena anak
hiperaktif sering mengganggu orang lain, suka memotong pembicaraan guru atau
teman, dan mengalami kesulitan dalam memahami sesuatu yang diajarkan guru
kepadanya. Selain itu juga, prestasi belajar anak hiperaktif juga tidak bisa
maksimal. Untuk itulah dibutuhkan suatu pendekatan untuk membantu anak-anak
yang hiperaktif tersebut supaya mereka dapat memaksimalkan potnsi diri dan
meningkatkan prestasinya.
Ditinjau
secara psikologis, hiperaktif adalah gangguan tingkah laku yang tidak normal
yang disebabkan disfungsi neurologia dengan gejala utama tidak mampu memusatkan
perhatian. Begitu pula anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan
pemusatan perhatian.
Gangguan
ini disebabkan kerusakan kecil pada system saraf pusat dan otak sehingga
rentang konsentrasi penderita menjadi sangat pendek dan sulit dikendalikan.
Penyebab lainnya dikarenakan temperamen bawaan, pengaruh lingkungan, malfungsi
otak, serta epilepsi. Atau bisa juga karena gangguan di kepala seperti geger
otak, trauma kepala karena persalinan sulit atau pernah terbentur, infeksi,
keracunan, gizi buruk, dan alergi makanan.
Pendekatan
ini yaitu dengan adanya bimbingan konseling berupa layanan / treatment yang
sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga dengan demikian, diharapkan setiap anak
akan memperoleh haknya untuk mendapatkan pendidikan yang terbaik tanpa
terkecuali, karena pengajaran yang diberikan telah disesuaikan dengan kemampuan
dan kesulitan yang dimilikinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah tersebut diatas maka masalah dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apa
pengertian Hiperaktif?
2. Apa saja
ciri-ciri Anak Hiperaktif ?
3. Apa faktor-faktor penyebab hiperaktif
pada anak ?
4. Apa saja
problem-problem yang biasa dialami oleh anak
hiperaktif ?
5. Bagaimana penanganan untuk Anak
Hiperaktif ?
BAB
II
DASAR
TEORI
A.
Pengertian Hiperaktif
Kata
“hiperaktivitas” (hiperaktivity)
digunakan untuk menyatakan suatu pola prilaku pada seseorang yang menunjukan
sikap tidak mau diam, tidak menaruh perhatian dan implusif (semau gue).Anak-anak yang hiperaktif selalu bergerak. Mereka tidak
mau diam bahkan dalam situasi-situasi, misalnya ketika sedang mengikuti
pelajaran di kelas yang menuntut agar mereka bersikap tenang. Mereka tidak
pernah merasakan asyiknya permaianan atau mainan yang umumnya disukai anak-anak
lain seusia mereka, sebentar-sebentar mereka tergerak untuk beralih dari permainan
atau mainan satu ke yang lain.
Anak
hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan
hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD).
Kondisi ini juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini
sering disebut minimal brain dysfunction syndrome. Gangguan hiperkinetik adalah
gangguan pada anak yang timbul pada masa perkembangan dini (sebelum berusia 7
tahun) dengan ciri utama tidak mampu memusatkan perhatian, hiperaktif dan
impulsif. Ciri perilaku ini mewarnai berbagai situasi dan dapat berlanjut
hingga dewasa dalam Irawati Ismail (2009).
Dr. Seto Mulyadi dalam Irawati Ismail (2009) dalam bukunya “Mengatasi Problem Anak Sehari-hari“ mengatakan pengertian istilah anak hiperaktif adalah : Hiperaktif menunjukkan adanya suatu pola perilaku yang menetap pada seorang anak. Perilaku ini ditandai dengan sikap tidak mau diam, Tidak bisa berkonsentrasi dan bertindak sekehendak hatinya atau impulsif.
Dr. Seto Mulyadi dalam Irawati Ismail (2009) dalam bukunya “Mengatasi Problem Anak Sehari-hari“ mengatakan pengertian istilah anak hiperaktif adalah : Hiperaktif menunjukkan adanya suatu pola perilaku yang menetap pada seorang anak. Perilaku ini ditandai dengan sikap tidak mau diam, Tidak bisa berkonsentrasi dan bertindak sekehendak hatinya atau impulsif.
Hiperaktivitas
juga mengacu ke tiadanya pengendalian diri, misalnya mengambil keputusan atau
kesimpulan tanpa memikirkan akibat-akibat yang mungkin timbul, dan sering
menyebabkan pelakunya terkena hukuman atau mengalami kecelakaan.
Hiperaktivitas
tidak selalu harus dinyatakan sebagai penyakit. Kendatipun demikan,
hiperaktivitas juga bisa merupakan gejala(symptom)yang
menunjukkan adanya sesuatu yang salah dalam perkembangan anak anda. Kalau anak
anda hampir sepanjang waktu tampak sangat hiperaktif, dalam situasi apapun yang
dihadapinya maka gejala ini perlu diselidiki. Perangai demikian mungkin tetap
ada untuk jangka waktu yang panjang dan cukup parah untuk mempengaruhi
hubungannya dengan orang lain, kemampuan belajarnya, dan kebahagiaannya. Pola
tingkah laku ini kadang-kadang disebut “sindrom hiperkinetik”. Umumnya sindrom
hiperkinetik menyebabkan seorang anak
tidak bisa menjadi dewasa. Anak seperti ini tidak dapat mengembangkan
pengendalian dirinya dengan laju yang sama seperti pada anak-anak lain yang
seusia.
Para ahli mempunyai perbedaan pendapat mengenai
hal ini, akan tetapi mereka membagi ADHD ke dalam 3 jenis berikut ini:
1 Tipe anak
yang tidak bisa memusatkan perhatian.
Mereka
sangat mudah terganggu perhatiannya, tetapi tidak hiperaktif atau Impulsif.
Mereka tidak menunjukkan gejala hiperaktif. Tipe ini kebanyakan ada pada anak
perempuan. Mereka seringkali melamun dan dapat digambarkan seperti sedang
berada “di awang-awang”.
2 Tipe anak
yang hiperaktif dan impulsive.
Mereka
menunjukkan gejala yang sangat hiperaktif dan impulsif, tetapi bisa memusatkan
perhatian. Tipe ini seringkali ditemukan pada anak- anak kecil.
3 Tipe
gabungan.
Mereka
sangat mudah terganggu perhatiannya, hiperaktif dan impulsif. Kebanyakan anak
anak termasuk tipe seperti ini. Jadi yang dimaksud dengan hiperaktif adalah
suatu pola perilaku pada seseorang yang menunjukkan sikap tidak mau diam, tidak
terkendali, tidak menaruh perhatian dan impulsif (bertindak sekehendak
hatinya). Anak hiperaktif selalu bergerak dan tidak pernah merasakan asyiknya
permainan atau mainan yang disukai oleh anak-anak lain seusia mereka,
dikarenakan perhatian mereka suka beralih dari satu fokus ke fokus yang lain.
Mereka seakan-akan tanpa henti mencari sesuatu yang menarik dan mengasikkan
namun tidak kunjung dating.
B. Ciri-Ciri Anak Yang Hiperaktif
Ada tiga
tanda utama anak yang menderita ADHD menurut Irawati Ismail (2009), yaitu:
1.Tidak
ada perhatian.
Ketidakmampuan
memusatkan perhatian atau ketidak mampuan untuk berkonsentrasi pada beberapa
hal seperti membaca, menyimak pelajaran, dan sering tidak mendengarkan
perkataan oranglain.
2.Hiperaktif
Mempunyai terlalu banyak energi. Misalnya berbicara terus menerus, tidak
Mempunyai terlalu banyak energi. Misalnya berbicara terus menerus, tidak
mampu duduk diam, selalu bergerak, dan sulit tidur
3. Impulsif.
Sulit untuk menunggu giliran dalam permainan, sulit mengatur
pekerjaanya, bertindak tanpa dipikir, misalnya mengejar bola yang lari ke jalan
raya, menabrak pot bunga pada waktu berlari di ruangan, atau berbicara tanpa
dipikirkan terlebih
dahulu akibatnya.
Ciri-ciri khusus anak yang hiperaktif menurut Irawati Ismail (2009) diantaranya ialah sebagai berikut :
1. Sering menggerak-gerakkan tangan atau kaki ketika duduk, atau sering menggeliat.
2. Sering meninggalkan tempat duduknya, padahal seharusnya ia duduk manis.
3. Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada keadaan yang tidak selayaknya.
4. Sering tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan dengan tenang.
5. Selalu bergerak, seolah-olah tubuhnya didorong oleh mesin. Juga, tenaganya tidak pernah habis.
6. Sering terlalu banyak bicara
7. Sering sulit menunggu giliran
8. Sering memotong atau menyela pembicaraan
9. Jika diajak bicara tidak dapat memperhatikan lawan bicaranya (bersikap apatis terhadap lawan bicaranya).
Ciri-ciri khusus anak yang hiperaktif menurut Irawati Ismail (2009) diantaranya ialah sebagai berikut :
1. Sering menggerak-gerakkan tangan atau kaki ketika duduk, atau sering menggeliat.
2. Sering meninggalkan tempat duduknya, padahal seharusnya ia duduk manis.
3. Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan pada keadaan yang tidak selayaknya.
4. Sering tidak mampu melakukan atau mengikuti kegiatan dengan tenang.
5. Selalu bergerak, seolah-olah tubuhnya didorong oleh mesin. Juga, tenaganya tidak pernah habis.
6. Sering terlalu banyak bicara
7. Sering sulit menunggu giliran
8. Sering memotong atau menyela pembicaraan
9. Jika diajak bicara tidak dapat memperhatikan lawan bicaranya (bersikap apatis terhadap lawan bicaranya).
C. Faktor Penyebab
Anak Yang Hiperaktif
Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak menjadi hiperaktif antara lain:
Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak menjadi hiperaktif antara lain:
1. Faktor Genetik
Anak laki-laki dengan eksra kromosom Y yaitu XYY, kembar satu telur lebih memungkinkan hiperaktif dibanding kembar dua telur.
Anak laki-laki dengan eksra kromosom Y yaitu XYY, kembar satu telur lebih memungkinkan hiperaktif dibanding kembar dua telur.
2. Faktor Neurologik
Penelitian menunjukan, anak hiperaktif lebih banyak disebabkan karena gangguan fungsi otak akibat sulit saat kelahiran, penyakit berat, cidera otak.
Penelitian menunjukan, anak hiperaktif lebih banyak disebabkan karena gangguan fungsi otak akibat sulit saat kelahiran, penyakit berat, cidera otak.
3. Faktor Lingkungan
Racun atau limbah pada lingkungan sekitar bisa menyebabkan hiperaktif terutama keracunan timah hitam (banyak terdapat pada asap knalpot berwarna hitam kendaraan bermotor yang menggunakan solar).
Racun atau limbah pada lingkungan sekitar bisa menyebabkan hiperaktif terutama keracunan timah hitam (banyak terdapat pada asap knalpot berwarna hitam kendaraan bermotor yang menggunakan solar).
4. Faktor Kultural dan Psikososial
a. PemanjaanPemanjaan dapat juga disamakan dengan memperlakukan anak terlalu manis, membujuk-bujuk makan, membiarkan saja, dan sebagainya. Anak yang terlalu dimanja itu sering memilih caranya sendiri agar terpenuhi kebutuhannya.
b. Kurang disiplin dan pengawasan.
Anak yang kurang disiplin atau pengawasan akan berbuat sesuka hatinya, sebab perilakunya kurang dibatasi. Jika anak dibiarkan begitu saja untuk berbuat sesuka hatinya dalam rumah, maka anak tersebut akan berbuat sesuka hatinya ditempat lain termasuk di sekolah. Dan orang lain juga akan sulit untuk mengendalikannya di tempat lain baik di sekolah.
c. Orientasi kesenangan
Anak yang memiliki kepribadian yang berorientasi kesenangan umumnya akan memiliki ciri-ciri hiperaktif secara sosio-psikologis dan harus dididik agak berbeda agar mau mendengarkan dan menyesuaikan diri.
a. PemanjaanPemanjaan dapat juga disamakan dengan memperlakukan anak terlalu manis, membujuk-bujuk makan, membiarkan saja, dan sebagainya. Anak yang terlalu dimanja itu sering memilih caranya sendiri agar terpenuhi kebutuhannya.
b. Kurang disiplin dan pengawasan.
Anak yang kurang disiplin atau pengawasan akan berbuat sesuka hatinya, sebab perilakunya kurang dibatasi. Jika anak dibiarkan begitu saja untuk berbuat sesuka hatinya dalam rumah, maka anak tersebut akan berbuat sesuka hatinya ditempat lain termasuk di sekolah. Dan orang lain juga akan sulit untuk mengendalikannya di tempat lain baik di sekolah.
c. Orientasi kesenangan
Anak yang memiliki kepribadian yang berorientasi kesenangan umumnya akan memiliki ciri-ciri hiperaktif secara sosio-psikologis dan harus dididik agak berbeda agar mau mendengarkan dan menyesuaikan diri.
Satu hal lain yang membantu berkembangnya hiperaktivitas
adalah penggunaan hukuman secara tidak bijaksana oleh orang tua.
D. Problem-problem
yang Biasa Dialami Oleh Anak Hiperaktif
1.
Problem di Sekolah
Problem di
sekolah biasanya anak tidak mampu mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh
guru dengan baik. Konsentrasi yang mudah terganggu membuat anak tidak dapat
menyerap materi pelajaran secara keseluruhan. Rentang perhatian yang pendek
membuat anak ingin cepat selesai bila mengerjakan tugas-tugas sekolah. Kecenderungan
berbicara yang tinggi akan mengganggu anak dan teman yang diajak berbicara
sehingga guru akan menyangka bahwa anak tidak memperhatikan pelajaran. Banyak
dijumpai bahwa anak hiperaktif banyak mengalami kesulitan membaca, menulis,
bahasa, dan matematika. Khusus untuk menulis, anak hiperaktif memiliki
ketrampilan motorik halus yang secara umum tidak sebaik anak biasa.
2. Problem di Rumah
Dibandingkan
dengan anak yang lain, anak hiperaktif biasanya lebih mudah cemas dan kecil
hati. Selain itu, ia mudah mengalami gangguan psikosomatik (gangguan kesehatan
yang disebabkan faktor psikologis) seperti sakit kepala dan sakit perut. Hal
ini berkaitan dengan rendahnya toleransi terhadap frustasi. Apabila mengalami
kekecewaan, ia gampang bersikap emosional.
Selain itu,
anak hiperaktif cenderung keras kepala dan mudah marah bila keinginannya tidak
segera dipenuhi. Hambatan-hambatan tersebut membuat anak menjadi kurang mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Anak dipandang nakal dan tidak jarang
mengalami penolakan baik dari keluarga maupun teman-temannya. Karena sering
dibuat jengkel, orang tua sering memperlakukan anak secara kurang hangat. Orang
tua kemudian banyak mengontrol anak, penuh pengawasan, banyak mengkritik,
bahkan memberi hukuman. Maka yang akan terjadi adalah reaksi penolakan dan
pemberontakan pada anak. Hal ini mengakibatkan terjadinya ketegangan antara
orang tua dengan anak. Baik anak maupun orang tua menjadi stress dan situasi
rumah menjadi kurang nyaman. Akibatnya, anak menjadi lebih mudah frustrasi.
Kegagalan bersosialisasi di mana-mana menumbuhkan konsep diri yang negatif.
Anak akan merasa bahwa dirinya buruk, selalu gagal, tidak mampu, dan ditolak.
3. Problem Berbicara
Anak
hiperaktif biasanya suka berbicara. Dia banyak berbicara, namun sesungguhnya
kurang efisien dalam berkomunikasi. Gangguan pemusatan perhatian membuat dia
sulit melakukan komunikasi dan memberikan umpan balik. Anak hiperaktif
cenderung sibuk dengan diri sendiri dan kurang mampu merespon lawan bicara
secara tepat.
4. Problem Fisik
Secara
umum anak hiperaktif memiliki tingkat kesehatan fisik yang tidak sebaik anak
lain. Beberapa gangguan seperti: asma, alergi, dan infeksi tenggorokan sering
dijumpai. Pada saat tidur biasanya juga tidak setenang anak-anak lain. Banyak
anak hiperaktif yang sulit tidur dan sering terbangun pada malam hari. Selain
itu, tingginya tingkat aktivitas fisik anak juga beresiko tinggi untuk
mengalami kecelakaan seperti: terjatuh, terkilir, dan keseleo.
E.
Penanganan Anak Hiperaktif
Banyak
orang tua yang tahu bahwa penyebab anak berperilaku disebabkan oleh masalah
biologis. Ada orang tua yang
menanggapinya tidak dengan serius, tetapi ada juga yang menanggapi secara
serius dan menghajarnya atau menghukumnya ketika mereka berperilaku agresif.
Namun, bila terus- menerus dihukum dan dipukul, tidak akan mempan dalam upaya
mendidik anak seperti ini.
Menurut
Dr. Mary Go Setiawani (2000) upaya yang perlu dilakukan dalam menangani anak
hiperaktif melalui:
1. Penggunaan Obat
Dokter
umumnya menganjurkan penggunaan obat untuk menolong anak yang hiperaktif, dan
hal itu pun sudah dibuktikan bermanfaat dalam menenangkan mereka. Jika
masalahnya cukup serius dan penyebabnya bukan masalah emosi, maka penggunaan
obat harus sesuai dengan petunjuk dokter dan jangan sampai ada efek
sampingannya. Penting sekali untuk berkonsultasi dengan dokter ahli saraf.
2.
Pengaturan Makanan
Dalam
konsultasi dengan dokter sebaiknya orangtua menanyakan apakah anaknya itu
alergi terhadap satu macam makanan. Selain itu, perlu ada pengendalian terhadap
makanan sebab ada banyak bukti terhadap kebenaran ini.
3.
Hindarkan Pemanjaan
Anak
jangan dimanjakan jika tahu bahwa penyebab hiperaktifnya karena masalah
biologis. Orangtua harus bertahan dengan peraturan yang telah diberikan dan
menuntut anak agar menaatinya. Tunjukkan dengan mantap dan wibawa bahwa
orangtua ingin ditaati oleh anak-anaknya supaya pernyataan ini juga memberi
rasa aman kepada anak. Sikap bertahan ini bukan berarti kejam, keras, diktator
atau berhati baja, tetapi sebaliknya justru untuk membina dan mengajar anak
tentang apa yang harus mereka lakukan.
4.
Menciptakan Lingkungan yang Tenang
Orang tua
berupaya menciptakan suasana yang tenang di tempat anak itu biasa bergerak,
misalnya: di kamar atau di ruang bermain. Bila lingkungan tempat tinggalnya
sangat bising, sebaiknya pindah rumah agar anak itu dapat bertumbuh dalam
situasi yang baik.
5.
Memilih Acara Televisi dengan Hati-hati
Acara
televisi yang menampilkan adegan kekerasan, lagu yang ribut dan sinar yang
bergerak menyilaukan, dapat merangsang anak dan mengakibatkan mereka emosional.
Cegahlah anak untuk meniru adegan-adegan yang tidak baik. Oleh sebab itu,
pilihlah acara televisi yang beradegan lembut dan baik.
6.
Gunakan Tenaga Ekstra dengan Tepat
Anak
hiperaktif biasanya kurang dapat mengendalikan diri. Namun, apabila sikap
agresifnya dapat disalurkan dalam aktivitas yang tepat, sesungguhnya akan
mengurangi keonaran. Misalnya dengan mengizinkan dia mengikuti aktivitas di
luar rumah atau membuat pekerjaan rumah bersama teman atau mengikutsertakan
dalam proses belajar mengajar di kelas, sehingga dengan demikian ia dapat
menyalurkan tenaga ekstranya dengan benar.
7.
Membimbing dalam Kebenaran
Meski anak
hiperaktif sering tidak mampu menguasai diri dengan perilakunya, orangtua atau
guru tidak seharusnya bersikap acuh dan menyerah. Setiap perilaku yang tidak
dapat diterima harus dicegah, kemudian tentukan suatu standar yang sesuai
dengan kebenaran. Perlu ada kesabaran untuk mengajarkan hal ini, walaupun harus
dilakukan secara berulang-ulang. Apabila orangtua tidak putus asa, anak akan
mempunyai harapan untuk disembuhkan. Hal lain yang tidak boleh dilupakan adalah
mengajak anak untuk berdoa kepada Tuhan dan bersandar pada pertolongan-Nya.
PROFIL
SEKOLAH TK KARTIKA V-27
I.
Indentitas
Sekolah
1. Nama Sekolah : TK Kartika V - 27
2. Alamat
Lengkap Sekolah : Jl. M.Alwi
Kel. Semayap
Kec.Pulau Laut Utara Kab. Kotabaru
Telp
3.
Tingkat
Kepengurusan Persit Kartika : Cabang XXVII Dim 1004/Kotabaru
Chandra Kirana yang mengelola Sekolah
4. Tanggal
Pendirian Sekolah : 17 Juli 1967
5.
Nomor
dan Tanggal surat persetujuan
Pendirian/Penyelenggaraan Sekolah
dari:
1)
YKJ
Pusat / Persit KCK Pusat : Nomor
Skep 21/KCKPDK/X/1980
Tanggal 4 Oktober 1980
2)
Kantor
Dep. Diknas yang berwenang : Nomor
KEP 022 / I /510 / DS / 1998
Tanggal 27 April 1998
6.
NIS
/ NSS / Nomor Registrasi :
Nomor 000090 / 002150901009
Tanggal 1 September 2004
7. Waktu
Penyelenggaraan Sekolah : 1.
Pagi
8.
Yayasan
yang mengelola sekolah
a. Nama : Yayasan Kartika Jaya Koordinator XXVI
b. Alamat : Jl. Yakut No. 19 Kotabaru
II. Pelaksanaan Pendidikan
1. Kurikulum
Nasional yang digunakan : TH 2010
5 Bidang Pengembangan
2. Kurikulum
Lokal : Ada / Tidak ada
3. Kegiatan-kegiatan
ekstra kurikuler yang : a.
Drumband d. Melukis
Dilaksanakan. b.
Angklung e. Modeling
c. Menari
III, Peserta Didik
Kelompok
|
Jumlah
Rombel
(Rombongan
Belajar)
|
Jumlah
Murid
|
Murid
|
KET
|
|||
L
|
P
|
Anak
TNI
|
Anak
Non TNI
|
||||
A ( 4 – 5 th )
B ( 5 – 6 th )
C (….tahun )
|
2
3
-
|
60
71
-
|
33
40
|
27
31
|
3
4
|
57
68
|
|
Jumlah
|
5
|
131
|
73
|
58
|
7
|
124
|
|
IV. Ketenagaan.
A. Pendidik
( Guru )
1. Jumlah Guru Kelas (termasuk Kepala Sekolah). : 11 orang, terdiri dari:
a. Guru tetap
1) Jumlah Guru PNS Dep.Diknas :
5 orang
2) Jumlah Guru PNS AD : -
orang
3) Jumlah
Guru tetap Yayasan : -
orang
b. Guru tidak tetap
1) Jumlah Guru tetap Yayasan : 6
orang
2) Guru Extra Kurikuler : -
orang
2.
Jumlah
Guru menurut ijasah dan sertifikasi Guru
S1/DIV
|
D3
Jurusan
|
D2
Jurusan
|
D1
Jurusan
|
SPGTK
|
SLTA
Non Keguruan
|
Jumlah
|
Jumlah
Guru yang sudah sertifikasi
|
8
(PG-PAUD)
1
(PAI)
|
-
|
1
(PGTK)
-
|
-
|
-
|
1
|
11
|
6
|
V. Sarana dan Prasarana
A.
Lahan
dan Gedung
1. Luas tanah dan Bangunan : Tanah
672 M2 Bangunan 175, 9 M2
2.
Status kepemilikan Tanah & Bangunan
Tanah a. Milik Dinas. b.
Milik Yayasan. c. Lain-lain (sebutkan)
Bangunan a.
Milik Dinas. b. Milik Yayasan c.
Lain-lain (sebutkan)
3. Gedung / bangunan a. Dibangun memang khusus untuk sekolah
4. Status pemakaian a.
Sendiri
5. Kondisi Gedung / Bangunan a. Rusak ringan
6. Bangunan terbuat dari : Tembok
7. Lantai terbuat dari : Ubin
8. Jumlah ruang belajar : Kelompok
A 2 ruang
Kelompok
B 3 ruang
9. Ruang Kantor Kepala Sekolah :
Ada
10. Ruang Aula bermain : Ada / tidak ada
11. Ruang gudang : ada / tidak ada
12. Dapur : Ada / tidak ada
13. Kamar mandi / WC guru : ada / tidak ada
14. Kamar mandi / WC anak : Ada/ tidak ada
15. Ruang UKS : Ada / tidak ada
16. Ruang Perpustakaan : Ada / tidak ada
17. Tempat cuci tangan : Ada / tidak ada
18. Halaman TK
a. Luas : 320
M2
b. Pagar dan pintu permanen : ada / tidak ada
c. Halaman tempat bermain / olah raga :
ada / tidak ada 160 M2
d. Taman hijau dan berbunga : ada / tidak ada
B. Perabot.
1. Ruang kelas
a. Meja dan kursi murid : 75 %
lengkap
b. Meja dan kursi guru : 75 %
lengkap
c. Lemari kelas : 75 %
lengkap
d. Loker penyimpanan perlengkapan
belajar
anak : 90 %
lengkap
e. Papan tulis besar : 90 %
lengkap
f. Papan tulis kecil untuk murid : 75 %
lengkap
2. Ruang Kantor.
a. Lemari guru : ada / tidak ada
b. Meja dan kursi : ada / tidak ada
c. Papan data : ada / tidak ada
d. Vandel TK : ada / tidak ada
e. Badge
TK : ada / tidak ada
3. Ruang Dapur.
a. Alat masak dan penyimpanannya :
ada / tidak ada
b. Alat
makan dan minum : ada / tidak ada
4. Ruang UKS
a. Lemari obat dan obat-obatan : ada / tidak ada
b. Timbangan dan alat ukur tinggi badan : ada / tidak ada
c. Tempat
tidur : ada / tidak ada
C. Alat
peraga pendidikan dan alat bermain didalam kelas.
1. Sudut (area) keluarga.
a. Boneka-boneka : ada / tidak ada
b. Binatang-binatang tiruan : ada / tidak ada
c. Perabot rumah tangga (bentuk kecil) :
ada / tidak ada
d. Perabot kamar makan : ada / tidak ada
e. Perabot kamar tidur : ada / tidak ada
2. Sudut (area) pengenalan lingkungan hidup (Alam sekitar).
a. Aquarium dengan ikan : ada / tidak ada
b. Tanaman dalam pot : ada / tidak ada
c. Biji-bijian : ada / tidak ada
d. Tumbuhan dalam perkembangannya : ada
/ tidak ada
e. Alat-alat pengetahuan alam : ada / tidak ada
3. Sudut (area)
Kebudayaan
a. Buku-buku cerita bergambar : ada / tidak ada
b. Buku perpustakaan untuk anak-anak : ada
/ tidak ada
c. Boneka-boneka untuk sandiwara :
ada / tidak ada
boneka
d. Alat-alat untuk prakarya : ada / tidak ada
e. Alat-alat untuk pendidikan : ada / tidak ada
f. Alat-alat musik dan perkusi : ada / tidak ada
4. Sudut (Area)
Pembangunan.
a. Balok-balok bangunan : ada / tidak ada
b. Alat-alat pertukangan (bentuk kecil) :
ada / tidak ada
c. Kendaraan-kendaraan (bentuk kecil) : ada
/ tidak ada
d. Tanda-tanda lalu lintas (bentuk kecil) : ada
/ tidak ada
5. Sudut (Area) Ketuhanan.
a. Maket-maket dan gambar-gambar
tempat
ibadah : ada / tidak ada
b. Gambar-gambar dan patung-patung
tokoh
agama : ada / tidak ada
c. Alat-alat ibadah dan upacara
keagamaan : ada / tidak ada
D.
Alat
peraga pendidikandan alat bermain diluar kelas.
1. Bak pasir dengan alat-alat perlengkapannya : ada
/ tidak ada
2. Bak air dengan perlengkapannya : ada
/ tidak ada
3. Ayunan, jungkitan, papan titian, papan
luncur,
panjatan : ada / tidak ada
4. Kebun anak-anak : ada / tidak ada
5. Binatang peliharaan : ada / tidak ada
6. Lain-lain ……………… :
ada / tidak ada
VI. Perlengkapan Administrasi.
1. Administrasi
Pendidikan.
a. Buku pokok : ada / tidak ada
b. Buku klaper : ada / tidak ada
c. Buku absent guru dan murid : ada / tidak ada
d. Buku catatan pribadi / observasi : ada /
tidak ada
e. Buku persiapan sehari-hari : ada / tidak ada
f. Buku kejadian sehari-hari : ada / tidak ada
g. Buku keuangan ( Kas ) : ada / tidak ada
h. Buku penerimaan gaji : ada / tidak ada
i. Buku daftar personel :
ada / tidak ada
j. Buku riwayat hidup personel : ada / tidak ada
k. Buku Notulen rapat : ada / tidak ada
l. Buku agenda : ada / tidak ada
m. Buku Inventaris : ada / tidak ada
n. Buku Ekspedisi : ada / tidak ada
o. Buku mutasi guru dan murid : ada / tidak ada
p. Buku tamu :
ada / tidak ada
2.
Laporan
bulanan untuk
a. Kantor Dinas Pendidikan : ada / tidak ada
b.
Pengurus
Persit yang menyelenggarakan
Sekolah : ada / tidak ada
VII.
Pembiayaan
/ Keuangan
a. Bantuan dana dari Pemerintah Daerah : ada / tidak ada
b. Anggaran swadaya dari Yayasan /
Penyelenggara
Sekolah :
ada / tidak ada
c. Sumber dana lain (sebutkan ) : Uang sekolah persiswa
@ Rp. 105.000,- perbulan
d. Menyusun Rencana Anggaran Penerimaan : ada / tidak
ada
dan
Belanja Sekolah ( RAPBS )
e.
Penggunaan
Anggaran meliputi antara lain
1) Kesejahteraan guru disamping gaji bulanan :
ada / tidak ada
2) Kesejahteraan tenaga kependidikan disamping
gaji bulanan : ada / tidak ada
3) Kesejahteraan murid berupa extra fooding : ada / tidak ada
4) Pengadaan dan pemeliharaan sarana dan
Prasarana pendidikan : ada / tidak ada
5) Lain-lain (sebutkan)
…………………………………………………………….
f. Pelaporan
keuangan dilaksanakan secara berjenjang, tertib dan : ada / tidak ada
teratur pada awal dan
akhir tahun pelajaran kepada Persit yang
menyelenggarakan sekolah
A. Identitas
Anak
Nama : DAPPA IBRAHIM
Jenis
kelamin :LAKI - LAKI
Usia : 4 th
Tempat
Tanggal Lahir :
Kotabaru,10 jagustus 2014
Kelas : TK A
Jenis
Hambatan : Anak Selalu bergerak
tidak kenal lelah
Agama : Islam
Anak ke : 1
Status
dalam keluarga : Anak Kandung
Jumlah
Saudara : 1
B. Keterangan Orangtua / Wali
Nama Ayah : Muhammad
Syamsul
Umur : 36 Tahun
Pendidikan Terakhir : SMU
Pekerjaan : Swasta
Nama Ibu : Nur Hayati
Pendidikan Terakhir :
MA
Pekerjaan :
Berdagang
Alamat Orang Tua :
Jl. Brigjen H. Hasan Basri Desa Semayap
Riwayat
Hidup Anak
A . Ciri Anak
Dappa adalah anak usia dini yang berusia 4 tahun, dia memiliki kepribadian
yang sangat pendiam, lincah, sukamenggambar walau[pun hanya berupa coretan,dia
suka menempel gambara, jika dilihat dari kecerdasan. Namun, Dappa ini sangat sulit untuk diam dia selalu melakukan apapun itu menulis, berjalan,berlari, maupun
bermain. Jika diberi tugas, iakadang
kadang mau kadang kadang tidak mau .
B. Penyebab
Jika dilihat dari kepribadian dan tingkah laku Dappa termasuk anak yang
jarang
diperhatikan orang tuanya, karena selain kedua orang tuanya bekerja Dappa banyak di
asuh oleh neneknya dan keluarganya, kurangnya perhatian orang
tuanya membuat Dappa lebih banyak bermain dan beraktivitas tanpa
adanya pengawasan selain itu Dappa kurang mendapatkan kasih sayang dari kedua orang
tuanya karena kesibukan yang bekerja dari pagi hingga sore hari.
LEMBAR WAWANCARA ORANGTUA/WALI
1.
Sebelum kelahiran 1. apakah ibu sehat selama mengandung? Sehat
2.
Saat kelahiran, lama kandungan 2. apakah cukup bulan, berat bada 3 kilogram
panjangnya lupa
3.
Melahirkan di :
Rumah sakit
4.
Ditolong oleh :
Dokter Dan suster
5. Proses
kelahiran :
Normal
6.
Makanan pertama yang diberikan 6.
susu kaleng, mulai umur…bulan sampai…bulan
7.
Perkembangan tengkurap anak :
Baik
8.
Perkembangan duduk anak :Baik
9.
Perkembangan pengucapan kata :Lambat usia 3 th baru biasa mengucapkanj kata mama
10.
Perkembangan kelancaran berbicara : Kurang lancar
11.
Subyek dalam hal mengisap jempol :
tidak pernah
12.
Berapa jam pola tidur anak :
Kalu siang hampir tidak pernah tidur
13.
Subyek terhadap perhatian dalam lingkungan :
Anak tidak perduli dengan lingkungannya
14.
Subyek dalam hal perasaan takut :
Seakan tidak pernah takut
15.
Subyek dalam hal perasaan malu :
kadang kadang
16.
Subyek dalam hal kegiatan sehari-hari :
Bermain sendiri
17. Anak
tidak merasa lelah dengan aktifitasnya
: Tidak
18. Anak
menjadi makan sendiri :
Selalu dibantu
19. Anak
menjadi bergaul dengan anak sebaya :
Anak berteman klau waktu jam sekolah
saja ,apabila dirumah anak bersama
dengan orang tua atau neneknya saja
LEMBAR ASESMEN UNTUK ANAK ADHD
LEMBAR ASSESMEN
Nama Anak : Dappa Ibrahim
Usia :
4 Tahun
Sekolah : TK KARTIKA V-27
Beri tanda ceklish (√) pada kolom
keterangan!
Mohon dijawab dengan jujur dan sesuai dengan kondisi anak yang
sebenarnya.
No
|
Ruang lingkup
|
Keterangan
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
1
|
Tidak bisa memperhatikan dengan baik-baik
terhadap sesuatu yang detil
|
||
2
|
Berbuat kesalahan terhadap pekerjaan sekolah atau
kegiatan-kegiatan lainnya
|
||
3
|
Berlaku ceroboh/semberono dalam pekerjaan sekolah
atau kegiatan-kegitan lainya
|
||
4
|
Mengalami
kasulitan dalam memusatkan perhatian terhadap tugas-tugas sekolah atau kegiatan bermain
|
||
5
|
Tidak mendengar apabila diajak bicara secara
langsung
|
||
6
|
Melupakan perintah/instruksi
|
||
7
|
Gagal dalam menyelesaikan
pekerjaan sekolah dan kegiatan lainnya
|
||
8
|
Kesulitan dalam mengerjakan tugas
sekolah dan kegiatan lainnya
|
||
9
|
Seringkali kehilangan
barang-barang penting miliknya, seperti pensil, buku, mainan, tugas sekolah,
dan alat tulis lainnya.
|
||
10
|
Menghindari, tidak menyukai
atau enggan untuk melaksanakan
tugas-tugas yang membutuhkan usaha mental seperti membaca, menulis, dan
berhitung.
|
||
11
|
Seringkali bingung/mudah terganggu
oleh rangsang dari luar
|
||
12
|
Mudah lupa dalam menyelesaikan
tugas-tugas sekolah dan kegiatan sehari-hari
|
||
13
|
Gelisah dengan tangan atau kaki
anak, sering menggeliat di kursi
|
||
14
|
Sering meninggalkan tempat duduk
di kelas atau di tempat lainnya dimana anak diharapkan tetap duduk
|
||
15
|
Sering berlarian atau naik-naik
secara berlebihan
|
||
16
|
Mengalami kesulitan dalam bermain
atau kegiatan lian
|
||
17
|
Sering bergerak berlebihan
|
||
18
|
Berbicara berlebihan
|
||
19
|
Jika anak diberi
pertanyaan, suka memberi jawaban sebelum pertanyaan selesai.
|
||
20
|
Jika dihadapkan dalam situasi antrian, anak
mengalami kesulitan menanti giliran.
|
||
21
|
Suka mengganggu orang lain
|
1. LEMBAR OBSERVASI
INSTRUMEN IDENTIFIKASI
ASPEK PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK HIPERAKTIF
IDENTITAS :ANAK
Nama :DAPA IBRAHIM
Kelas : A
Usia saat ini : 4 TAHUN sekolah : TK KARTIAK V-27
Jenis Kelamin : LAKI LAKI
ASPEK
JENIS
|
INDIKATOR
|
PRESENTASE
|
DESKRIPSI
KUALITATIF
|
|
YA
|
TIDAK
|
|||
PERKEMBANG-AN KOGNITIF /
HIPERAKTIF, IMPULSIF DAN
KURANG PERHATIAN
PERKEMBANG-AN KOGNITIF /
HIPERAKTIF, IMPULSIF DAN
KURANG PERHATIAN
PERKEMBANG-AN KOGNITIF /
HIPERAKTIF, IMPULSIF DAN
KURANG PERHATIAN
|
1. Anak
tidak mendengarkan instruksi dari Guru
2. Anak
tidak mampu duduk selama
15 detik
3. Anak bergerak lebih aktif dari
anak lain
4. Anak menabrak meja dan kursi di
dalam kelas
5. Anak
tidak mampu memusatkan perhatian bermain warna
6. Anak
tidak perhatian dalam tugas yang diberikan
7. Sering
lupa kalau disuruh
8. Gelisah
saat disuruh duduk diam
9. Anak
dapat mengerjakan tugas sesuai instruksi
10. Anak tidak
duduk tenang dalam belajar mengelompokkan ukuran benda kecil dan besar
11. Anak tidak bersikap tenang
dan berkonsentrasi dalam belajar benda yang kecil, sedang dan besar
12. Anak gelisah dalam
mengelompokkan ukuran benda panjang dan pendek
13. Anak tidak mampu melipat
kertas dengan rapi
14. Anak beceloteh saat menulis
15. Anak tidak mampu menunggu pembagian
mainan oleh guru
16. Anak tidak menghiraukan
disuruh menulis di papan tulis
17. Anak tidak mampu mendengar
dan memperhatikan guru
18. Anak tidak mau mengerjakan
tugas
19. Anak cepat lupa meletakkan
alat tulisnyas
20. Anak tidak fokus dalam
belajar menyusun balok dengan benar
21. Terlalu cepat/ lambat
mengerjakan tugas
22. Suka marah-marah tidak jelas
saat mengerjakan tugas
23. Sering frustasi dalam
mengerjakan tugas
24. Menjawab sebelum pertanyaan
guru selesai
25. Suka menari tanpa kendali
saat belajar
26. Sering mencari perhatian guru
dengan keaktifannya
27. Paling bosan saat disuruh
menulis
|
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
|
|
INSTRUMEN IDENTIFIKASI
ASPEK PERKEMBANGAN EMOSI ANAK HIPERAKTIF
(OBSERVASI)
IDENTITAS :
Nama :DAPPA IBRAHIM Kelas : A
Usia saat ini :4 Tahu Asal
sekolah :TK KARTIKA V-27
Jenis kelamin :laki laki
ASPEK
JENIS
|
INDIKATOR
|
PRESENTASE
|
DESKRIPSI
KUALITATIF
|
|
YA
|
TIDAK
|
|||
PERKEMBA-NGAN EMOSI / HIPERAKTIF, IMPULSIF DAN KURANG
PERHATIAN
PERKEMBA-NGAN EMOSI / HIPERAKTIF, IMPULSIF DAN KURANG
PERHATIAN
|
1. Anak
mengganggu temannya saat belajar
2. Anak
bergerak kacau di kelas
3. Anak
memukul teman saat belajar menyusun balok
4. Anak keluar kelas sebelum jam istirahat
5. Anak
mencela guru saat belajar
6. Anak naik
ke atas meja saat belajar
7. Meletakkan
mainan dengan sembrono
8. Anak
mengambil pensil temannya saat belajar
9. Anak tidak
memasukkan kembali buku tulisnya
10. Anak tidak duduk dengan tenang di kelas
11. Anak melempar objek mainannya kepada teman
12. Anak tidak dapat mengekspresikan saat ia merasa suka
atau tidak
13. Anak tidak mengembalikan alat tulis yang dipinjamnya
14. Anak mengambil makanan temannya saat istirahat
15. Anak memukul teman saat mengantri
16. Anak menabrak temannya saat di dalam kelas
17. Anak menabrak papan tulis saat berjalan
18. Anak menabrak meja saat berjalan
19. Anak mempunyai waktu tidur yang sedikit
20. Sering menghindar ketika disuruh makan
21. Tidak suka dipeluk
22. Sering marah dan frustasi saat bosan
23. Sering berputar-putar di dalam kelas
24. Tidak suka berada dalam ruangan kecil
25. Melempar barang tanpa kendali
26. Tantrum saat dipeluk
27. Suka mengejek temannya tanpa kendali
28. Sering menghamburkan barang yang disekatnya
29. Suka berceloteh tidak jelas saat disuruh tidur
30. Tidak mempunyai rasa lelah dalam aktifitasnya
|
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
|
ü
|
INSTRUMEN IDENTIFIKASI
ASPEK PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK HIPERAKTIF
(OBSERVASI)
IDENTITAS :
Nama :DAPPA IBRAHIM Kelas :A
Usia saat ini :4 Tahun Asal
sekolah :TK KARTIAK V-27
Jenis Kelamin :Laki-laki
ASPEK
JENIS
|
INDIKATOR
|
PRESENTASE
|
DESKRIPSI
KUALITATIF
|
|
YA
|
TIDAK
|
|||
PERKEMBAN-GAN SOSIAL / IMPULSIF DAN KURANG PERHATIAN
PERKEMBAN-GAN SOSIAL / IMPULSIF DAN KURANG PERHATIAN
PERKEMBAN-GAN SOSIAL / IMPULSIF DAN KURANG PERHATIA
PERKEMBAN-GAN SOSIAL / IMPULSIF DAN KURANG PERHATIAN
PERKEMBAN-GAN SOSIAL / IMPULSIF DAN KURANG PERHATIAN
|
1. Anak
bersikap aktif / pasif terhadap orang yang baru ia kenal
2. Anak
tidak menghiraukan guru pengajarnya
3. Anak tidak
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru
4. Anak tidak
mau bermain secara berkelompok
5. Anak tidak
menghiraukan sekitarnya bermain
6. Sering
membuat ramai karena keaktifannya
7. Anak lebih
banyak bicara tidak jelas
8. Anak
sering memotong pembicaraan orang lain
9. Anak
sering lupa dan tidak fokus dalam tugas kelompok dengan temannya
10. Pola istirahat anak yang sedikit
11. Tidak merasa kelelahan dengan gerakan-gerakan kacau
sepanjang hari
12. Tidak menghiraukan ibunya yang memanggil
13. Tidak mau diam
14. Selalu menunda pekerjaan
15. Sulit diajak bicara secara langsung (berhadapan)
16. Tantrum saat keinginannya tidak ada yang mengerti
17. Pola makan yang sulit/ tidak teratur
18. Hanya memikirkan diri sendiri
19. Sering menjatuhkan temannya saat berlari
20. Lebih suka berada di luar ruangan (out door)
21. Anak tidak dapat mengenal dan menyebutkan nama temannya
di dalam kelas
22. Anak tidak dapat disuruh memperkenalkan diri
23. Anak sering tidak menyadari orang baru di lingkungannya
24. Anak tidak memperhatikan temannya mengajak bicara
25. Anak tidak dapat mengatakan pinjam pensil dengan
temannya
26. Anak tidak dapat menunjukkan orangtuanya saat ditanya
guru
27. Anak sering bingung dengan orang baru
28. Anak tida
bermain tenang dengan teman
29. Anak menghindar saat ditanya namanya
30. Anak tidak membantu temannya yang jatuh
31. Anak tidak dapat meminjamkan buku dengan temannya
32. Anak berjalan-jalan di dalam kelas
33. Anak tidak dapat mengikuti gerakan guru saat olahraga
34. Anak tidak menoleh saat dipanggil
35. Anak tidak dapat berinteraksi dengan sopan
36. Anak tidak merespon lawan bicaranya
37. Anak tidak bersikap baik dengan lingkungannya
38. Anak tidak dapat bicara meminta untuk pergi ke toilet
|
ü
ü
ü
ü
ü
|
ü
ü
|
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anak hiperaktif adalah
anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan hiperaktivitas (GPPH)
atau attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD). Kondisi ini juga disebut
sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini sering disebut minimal brain
dysfunction syndrome. Terhadap kondisi siswa yang demikian, biasanya para guru
sangat susah mengatur dan mendidiknya. Di samping karena keadaan dirinya yang
sangat sulit untuk tenang, juga karena anak hiperaktif sering mengganggu orang
lain, suka memotong pembicaran guru atau teman, dan mengalami kesulitan dalam
memahami sesuatu yang diajarkan guru kepadanya.
Bimbingan dan konseling
menjadi sarana mengatasi anak hiperaktif baik bimbingan konseling yang
dilakukan di rumah maupun di sekolah. Selain itu perlu ada kerjasama antara
pihak sekolah dan orang tua dalam menangani anak yang hiperaktif. Kerjasama
yang baik antara semua pihak dalam menangani anak hiperaktif akan sangat
membantu dalam perbaikannya kedepan demi masa depan anak tersebut.
B. Saran
B. Saran
Oleh
karena itu, lebih baik memilihkan aktivitas yang memberi mereka kebebasan
bergerak. Atau membuat diagnosis lengkap yang memerlukan penilaian dari seorang
pakar yang berpengalaman dalam mengevaluasi beberapa hal yang bisa menimbulkan
sikap yang tidak dapat memusatkan perhatian. Diagnosis dibuat dengan
mempelajari corak tertentu tingkah laku anak-anak serta laporan tingkah laku
mereka di rumah dan di sekolah dari ibu bapak dan guru sekolah. Kerapakali
perawatan ADHD yang berhasil, melibatkan pendekatan multidisiplin yang
melibatkan bidang pengobatan, psikologi, social dan pendidikan.Untuk penanganan
anak hiperaktif sebaiknya memiliki kelas khusus yang bisa menanganinya secara benar dan tepat seperti kelas Inklusi.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah,
sity, dkk. Perkembangan dan Konsep Dasar
AUD, Jakarta; Universitas Terbuka,2009
Papalia
E. Diane, Sally wendkos old, Ruth Duskin Feldman, Human Development ( Psikologi Perkembangan), Cet : Ke-1, Jakarta;
Kencana, 2008
Taylor
Eric, Anak yang Hiperaktif, Jakarta;
PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992
Suryadi, Drs,2007 Cara Efektif
Memahami Perilaku Anak Usia Dini
Anonim. 08 April 2007, Membimbing anak Hiperaktif.
M. Sholikul Huda. Mengenal Anak Hiperaktif (Gangguan
Hiperkinetik). Htttp///www.kaffa/web.id
Komentar
Posting Komentar